Banyuwangi//Suaraglobal.id – Antusias dalam program Merdeka Pelajar, sekolah-sekolah di Banyuwangi pamerkan berbagai hasil karya pelajar pada sebuah Festival Merdeka Pelajar, di Pendopo Sabha Swagatha, Banyuwangi, Rabu (18/5/2022).
Seperti metode pembelajaran melalui game, bola, yang diciptakan Al Ghazali, siswa kelas 5 SDN 1 Lateng. Al Ghazali yang bercita-cita menjadi seorang programmer itu membuat sebuah game permainan bola pantul berlatar pegunungan.
Ada juga pedal stand hand sanitizer karya Nicholas Nizam Zahir dan Fitsal Asfa dari SDN 1 Pakis. Dua siswa tersebut berhasil membuat alat penyemprot hand sanitizer dari paralon yang dilengkapi dengan pedal sebagai pemantiknya.
“Sengaja bikin alat ini karena memang sangat dibutuhkan saat pandemi seperti sekarang, Bikinnya enggak rumit, Seminggu sudah jadi. Alhamdulillah, hasilnya sesuai harapan, ” ujar Nicholas.
Karya-karya tersebut, ditampilkan pada Pameran Unjuk Karya yang digelar di seluruh Satuan Koordinator Pendidikan pada 25 Kecamatan Se-Banyuwangi. Berbagai inovasi siswa-siswa ditampilkan dengan menarik.
Pameran itu sendiri merupakan rangkaian dari Festival Merdeka Belajar, (FMB) yang dibuka oleh Bupati Ipuk Fiestiandani.
FMB yang digelar secara hybrid tersebut, Merupakan puncak dari serangkaian pendampingan dan monitoring terhadap program merdeka belajar, Dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Perguruan Tinggi, (Kemenristek Dikti) di sekolah-sekolah di Banyuwangi. Sebuah program yang bertujuan menciptakan suasana belajar yang bahagia, merdeka dalam berpikir dan berekspresi bagi siswa maupun para guru.
“Program Merdeka Belajar ini sangat strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita. Bagaimana pendidikan kita semakin inklusif dan tidak sekadar terkungkung pada formalitas birokratis, ” kata Ipuk.
“Siswa juga berkembang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Dan mereka juga bisa menghasilkan karya nyata sesuai passion-nya, ” ujar Ipuk.
Dalam kesempatan itu, Ipuk kembali mengingatkan seluruh stake holder pendidikan untuk terus memanfaatkan dan meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi digital.
“Jaman kita dan jaman anak didik kita sudah jauh berbeda, Para pendidik harus meng-upgrade diri. Kenalkan teknologi yang ada di depan kita, seperti apa itu metaverse, NFT dan lain sebagainya, ” kata Ipuk.
“Dan yang tak kalah penting adalah, Pacu kreativitas siswa-siswa. Dengan sistem Merdeka Belajar, Ini sangat memungkinkan siswa membuat inovasi teknologi, ” imbuhnya.
Sementara Plt, Kepala Dinas Pendidikan Suratno menjelaskan. Festival Merdeka Belajar ini bertujuan untuk mendorong percepatan pelaksanaan program Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim.
Suratno menambahkan, pada pelaksanaannya kali ini program merdeka belajar ini sudah menyentuh 100 lebih lembaga pendidikan formal maupun non formal, mulai jenjang Paud, TK, SD, SMP, hingga PKBM.
Mereka telah mengikuti serangkaian seleksi dan monitoring dari tim monev yang telah berjalan sejak April 2022.
“Lembaga pendidikan ini sudah membuat berbagai inovasi yang selaras dengan konsep Merdeka Belajar. Ada yang melakukan pembelajaran secara hybrid, ada perpustakaan digital, pembelajaran, menggunakan game, dan masih banyak lainnya. Dengan ditampilkan dalam festival ini, Kami berharap bisa menginspirasi sekolah-sekolah yang lain untuk segera mengimplementasikan Merdeka Belajar, ” urai Suratno.
( Bunarwi )