Lamongan//Suaraglobal.id
Hujan batu di negri sendiri lebih indah dari pada hujan emas di negri orang, pepatah ini berlaku buat seorang TKW alias PMI (Pekerja Migran Indonesia) asal Desa Maindu RT 04/01 Kecamatan Kedungpring Lamongan yang bekerja di Irbil Irak.
TKW yang mengaku bernama Happy Susana itu mengabarkan sedang dalam penyiksaan di tempat kerjanya. Susana bermaksud ingin pulang ke Indonesia namun kesulitan disebabkan beberapa hal.
“Kontrak saya 2 tahun, ini masih belum 2 tahun,” tutur Suzana.
Nasib Happy Susana tidak se happy namanya, kisahnya sampai di tanah Irak Susana mengatakan bahwa dirinya ditipu agen tenaga kerja yang memberangkatkannya.
“Saya dulu dari Singapura langsung ke Batam. Nah, di Batam kenal teman agensi. Ditawarin kerja ke Abu Dabi dengan gaji 8 juta. Saya mau, Pikir saya tak apa dari Singapura gak pulang, langsung ke Indonesia, ikut agensi Kediri,” cetus Susana ketika diwawancarai awak media.
“Sesudah itu saya diberangkatkan ke Jakarta. Lalu dilempar ke agen besar bernama T. Dialah yang membawa saya ke Erbil Irak,” lanjutnya
Setelah sampai di agen Erbil Irak handphone Happy Susana disita. Tak berhenti disitu soal makan juga dia keluhkan.
“Saya makan cuma di kasih nasi saja dengan tomat, itu pun sekali. Kadang diberi Indomie. Minumnya diberi air kran. Ini berlangsung selama 2 bulan. Kerja di agen Irak selama 2 bulan itu tidak digaji. Bolak balik ganti majikan. Sakitpun tetap harus kerja,” paparnya.
“Yang saya ikuti sekarang adalah bos saya ke 5. Bulan ke 7 nanti berlangsung 1 tahun. Saya disini makan cuma 1 kali. Bos perempuan saya galak, suka meludahi. Handuk yang saya pakai mandi ini disuruh dijadikan keset kaki dulu baru bisa saya pakai,” keluhnya.
Happy Susana mengaku sudah mengadu kemana-mana, namun tidak ada respon baik. Bahkan Hepi sudah melapor ke KBRI, tapi tetap tidak ada tanggapan.
“Saya ingin pulang ke Indonesia, tapi tidak tahu caranya. Saya minta tolong ke agensi untuk memulangkan malah dia minta uang Rp. 80 juta untuk ganti rugi. Itu baru uang ganti rugi belum tiket dan lain-lain,” paparnya.
Walaupun merasa sangat tersiksa, tapi Susana masih bertahan bekerja di Irak hingga hari ini. Susana takut kabur karena tahu pasti ada resiko. Harapannya ingin pulang saja, dengan tanpa ada masalah apapun.
“Saya takut kembali ke kantor agen. Di sini kalau kembali ke kantor akan disiksa.” jelasnya dan dirinya mengatakan jika hal itu dilakukan resikonya masa kerja yang sudah dijalani selama setahun tidak dihitung dan harus mengulang lagi kontrak.
Happy Susana berharap pada Pemerintah Indonesia agar membantu kepulangannya ke Indonesia. Karena dirinya sudah tidak kuat dengan apa yang dialami selama ini.
“Makanya saya pingin pulang ke Indonesia,” imbuhnya.
Red