Sumatera Utara // suaraglobal.id – Berdasarkan teori normatif, media massa idealnya memikul empat fungsi dasar, yaitu penyedia informasi, pendidikan, perekat sosial/kontrol sosial dan fungsi hiburan/kebudayaan. Meskipun idealnya memegang empat fungsi di atas, namun kenyataannya media massa tidak menjalankan perannya secara baik, apalagi dalam fungsi pendidikan dan perekat sosial dalam konteks moderasi.(7/7/22)
“Kalau dalam konteks moderasi sesuai perspektif Undang-Undang Penyiaran No.32 tahun 2002, mestinya informasi dalam perspektif moderasi adalah adil dan berimbang. Kalau dalam teori normatifnya ada cover both side. Selama ini kita lihat fungsi-fungsi ini belum dijalankan”, ungkap tim awak media Sumatera Utara yang tergabung dan berkumpul khusus mendiskusikan tentang bagaimana kemajuan suatu media massa saat ini.
Dalam forum Diskusi Media untuk Provinsi Sumatera Utara yang bersifat Independensi kali ini, pada Selasa (5/7) di VOC Coffee Shop Kota Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, dimana beberapa pembahasan terkait terfokus pada kecenderungan ini adalah yang paling umum terjadi dan hampir merata di semua media massa di seluruh Nusantara. Jika ada Pejabat Publik atau tokoh publik yang tak sengaja mengeluarkan pernyataan kontroversial, media massa menurutnya lebih banyak mengkapitalisasi pernyataan itu untuk keuntungan perusahaan dibandingkan mendidik masyarakat.
“Sehingga itu jadi ramai, nah media massa tidak melakukan moderasi itu, tapi justru mengadu domba, terutama di media sosial. Padahal harusnya media itu memodernisasi, menengahi, memberi pencerahan namun itu tidak dilakukan”, ujar Joe.
Sambung Rahma Dani SE, keadaan seperti ini juga diperparah dengan adanya “BUZZER” dari kedua belah pihak di media sosial yang membuat suasana semakin kisruh, panas dan menjadikan kultur kapitalisasi isu sensasional yang tidak etis itu seakan lumrah. Kita sama-sama berharap media massa sadar pada jati diri dan fungsinya dan menjalankan sikap moderat, objektif, dan tidak eksploitatif terhadap isu-isu yang tidak substansial.
Selain itu, Media massa diharapkan menjadi perekat sosial yang netral, yang dengan itu diharapkan persatuan umat dan bangsa Indonesia semakin kokoh. “Dalam fungsi pendidikan, media seharusnya menghilangkan sikap ekstremitas berlebih-lebihan”, ujar Firman Ginting dalam Diskusi Media yang sangat hangat sambil menikmati suasana kebersamaan dengan rekan kuli tinta lainnya.(Joe)