Bogor//suaraglobal.id
Stunting masih menjadi fokus pemerintah. Upaya intervensi dengan pendekatan gizi spesifik dilakukan untuk menurunkan angka stunting.
dr. Farah Pratiwi selaku Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kemang mengatakan “Pemerintah melakukan dengan pendekatan gizi spesifik, ini berkaitan dengan evaluasi dan pendekatan masalah gizi pada sasaran intervensi yang diberikan kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), bayi, anak, remaja putri, calon pengantin, ibu hamil dan ibu melahirkan,” ucapnya.
Intervensi spesifik stunting yang diperlukan dilakukan sebelum dan setelah kelahiran. Sebelum kelahiran anak yang baru lahir yang kondisinya sudah stunted akibat ibu hamil kurang gizi dan anemia.
Stunting rentan pada usia 6 – 23 bulan dikarenakan kurangnya asupan protein serta pola pengasuhan makanan (parenting) yang tidak tepat.
“Jadi masalah ibu menjadi masalah yang juga penting untuk menurunkan angka stunting,” lanjutnya.
Intervensi spesifik penting dilakukan sebelum lahir dan setelah lahir, ini dilakukan pada remaja putri dan ibu hamil. ASI (Air Susu Ibu) penting guna pertumbuhan anak, sebab stunting bisa mengakibatkan gagal tumbuh atau kurangnya tinggi badan karena asupan gizi yang kurang.
Efek jangka pendek dari stunting di antaranya gangguan pertumbuhan otak, IQ rendah, dan gangguan sistem kekebalan tubuh. Sementara itu efek jangka panjang dari stunting, yakni menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya pengobatan, perawatan pendek, meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes hingga kematian.
“Untuk mencegah stunting sejak dini pada anak, setiap bulannya orang tua dapat mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala menurut umur. Bisa mengukur sendiri ataupun dengan bantuan tenaga medis dan di cek secara berkala ke fasilitas kesehatan. Jika pertumbuhan fisik anak kurang, orang tua wajib konsultasi dengan tenaga medis atau dokter apakah asupan makanannya, kualitas nutrisi, dan asupan susunya cukup,” jelasnya.
Prioritas utama orang tua menurut Farah adalah, “Bayi sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia. Orang tua harus realistis dan mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan anak,” tutupnya.