INDRAMAYU // suaraglobal.id – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Indramayu pada komponen pendidikan naik 1 poin dibanding tahun sebelumnya, akan tetapi hal tersebut masih dibawah rata-rata nasional. Oleh karena itu Pemerintah Indramayu harus berubah agar pendidikan sebagai komponen penting IPM secara serius dan sistematis dijadikan agenda utama. Demikian disampaikan Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang juga tokoh nasional asal Indramayu UBEDILAH BADRUN dalam acara Dialog Publik yang diselenggarakan BEM Nusantara Wilayah Indramayu di Masjid Islamic Centre Indramayu, Sabtu (13/5/2023).
“Angka melek huruf Kabupaten Indramayu itu skornya 92,34% Jauh dibawah rata-rata nasional yang mencapai 96, 35%. Rata-rata lama sekolah di Indramayu juga skornya masih rendah yaitu 6,83, meski naik satu poin dari tahun sebelumnya tetapi itu maknanya rata-rata pendidikan di Indramayu masih SMP semester 1”. Ujar Ubedilah Badrun
Dalam Dialog Publik yang di hadiri aktivis mahasiswa dari berbagai kampus di Indramayu, serta sejumlah pejabat dan anggota DPRD itu. Ubedilah Badrun juga turut menyampaikan tiga hal penting sebagai upaya untuk meningkatkan IPM komponen pendidikan di Kabupaten Indramayu, yakni terkait Kebijakan Publik, Partisipasi Elemen Masyarakat, dan Partisipasi CSR dari Perusahaan Swasta & BUMD.
“Indramayu harus berubah. Setidaknya ada tiga upaya serius yang perlu dilakukan untuk meningkatkan IPM Komponen-komponen Pendidikan. Pertama, Kebijakan Publik PEMDA Kabupaten Indramayu harus lebih fokus pada upaya peningkatan pencapaian target terus meningkat.
IPM Indramayu khususnya komponen Pendidikan. Misalnya terkait akses pendidikan, anggaran pendidikan, termasuk untuk beasiswa, peningkatan profesionalitas guru dan kesejahteraan guru. Kedua, melibatkan seluruh elemen masyarakat, baik masyarakat umum, tokoh masyarakat, NGO, organisasi pemuda, mahasiswa, jurnalis dan lain sebagainya, secara partisipatif dan kolaboratif untuk bersama-sama memajukan pendidikan di Indramayu.
Ketiga, melibatkan pihak swasta dan BUMD di Kabupaten Indramayu misalnya dengan optimalisasi CSR perusahaan swasta maupun BUMD untuk support pendidikan masyarakat Indramayu. Kerja kolaboratif antar stake holders Indramayu itu penting agar Indramayu berubah ” jelasnya.
Akhir kata Dosen UNJ sekaligus Aktivis ‘98 itu berpesan kepada PEMDA Indramayu untuk selalu mendengar aspirasi masyarakat, serta melibatkan masyarakat dalam segala sektor sehingga dapat berpartisipasi dan kolaborasi membuat agenda aksi bersama dalam memajukan Kabupaten Indramayu.
“PEMDA tidak boleh anti kritik, dengarkan aspirasi warga dan ajak sinergi dan kolaborasi untuk membuat agenda aksi bersama,” pungkas Ubedilah Badrun.
Pernyataan Ubedilah Badrun tersebut dibenarkan Kepala BAPEDA yang juga PLT. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu Iin Indrayati.
“Memang benar apa yang disampaikan pak Ubedilah Badrun, naik satu poin itu tentu tidak mudah sebagai hasil dari upaya yang kami lakukan termasuk meningkatkan program kejar paket C di banyak wilayah di Indramayu, tentu saja kritik dan saran yang konstruktif dari akademisi ini menjadi masukan penting untuk perbaikan Kabupaten Indramayu khususnya IPM komponen pendidikan ,” ujar Iin Indrayati.
(Aji Jack)