Sidoarjo//suaraglobal. Id – Pekerjaan proyek betonisasi Tarik Mliriprowo banyak menjadi sorotan para penggiat LSM , proyek senilai Rp 26, 7 milyar itu dikerjakan jauh dari standar kontruksi, setelah mendapat sorotan dari DPRD komisi C bulan kemarin dan tidak ada perbaikan signifikan dari kinerja rekanan PUBMSDA kabupaten Sidoarjo tersebut.
Kalau sebelumnya pekerjaan pembangunan TPT yang kwalitas nya sangat buruk sekarang masalah lantai kerja betonisasi yang menggunakan limbah tanah galian untuk Uditch yang seharusnya menggunakan agregat.
Suryanto ketua LSM KOMNAS angkat bicara, menurutnya dari temun investigasi anggota nya di temukan di lokasi,item pekerjaan lantai kerja yang menggunakan tanah bekas galian Uditch bukan agregat ” Kita akan terus mengawasi proyek proyek strategis kabupaten Sidoarjo khususnya betonisasi, karena proyek strategis ini banyak menguras APBD dengan nilai proyek puluhan miliar per titiknya ” terang Suryanto.
Masih menurut Suryanto ” salah satu temuan tim kami di proyek betonisasi Tarik Mliriprowo yang terindikasi ada kecurangan dari pihak rekanan, yang menggunakan tanah bekas galian, yang seharusnya menggunakan agregat ini adalah bentuk penyimpangan yang berpotensi merugikan keuangan negara, karena pihak rekanan menggunakan spesifikasi material yang tidak sesuai standard spesifikasi teknik kontruksi jalan beton , dan pastinya akan berdampak pada kwalitas dan kekuatan kontruksi betonisasi ” lanjut Suryanto.
Dalam penelusuran media suaraglobal.id di lapangan , menemukan kejanggalan dalam pengerjaan proyek betonisasi jalan Tarik Mliriprowo selain pengerjaan TPT yang kwalitasnya buruk juga adanya tanah bekas galian tanah untuk Uditch yang di buat lantai kerja. ( NK)