KUPANG//suaraglobal.id Sejarah Singkat Berdirinya Kota Soe. Sesudah perang Kauniki berakhir Tahun 1905 dan Belanda keluar sebagai pemenang, maka Tahun 1907 Belanda menduduki Kapan dan menetapkan Obesi sebagai Pusat Pemerintahan setelah Usif To Oematan (To Lukemtasa), Bait Oematan (Bai Kaunan) dan Meo Naek Baki Fobia menandatangani sebuah Surat Perjanjian di Kapan, pada 5 Agustus 1907.
Setelah Belanda berhasil memperdaya Usif To Oematan, Bait Oematan dan Meo Naek Fobia, maka 1912 Pemerintah Hindia Belanda menempatkan Telep sebagai Controleur pertama di Oebesi (Kapan),namun setelah beberapa Tahun kemudian pusat Pemerintahan Belanda di Obesi dipindahkan ke SoE, sekitar 20 km dari Kapan.
Pusat Pemerintahan Belanda dipindahkan ke SoE, akan tetapi pada Tahun 1919 Controleur Telep sudah mulai menata kota SoE dengan membangun beberapa rumah pejabat pemerintah dan sebuah tangsi Polisi Belanda. Namun kota SoE baru diresmikan sebagai pusat pemerintahan pada 1 September 1922. Peresmian itu ditandai dengan penanaman sebatang pohon beringin di Lapangan Volly Polres sekarang.
Setelah Belanda menetap di SoE, baru berhasil mengikat kerajaan Amanuban dengan menandatangani Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) pada 23 Pebruari 1923 dan kerajaan Amanatun 23 Pebruari 1923, sedangkan kerajaan Mollo sudah sejak 10 Mei 1916.
Ketentuan itu diikat dan diatur dalam zeiifbestuurs regellen 1938 (Staatsblad 1938 No 529), yang karenannya Kerajaan Mollo, Kerajaan Amanuban dan Kerajaan Amanatun digabung Satu Wilayah Pemerintahan yang bersifat lokal dengan nama Onderafdeling zuid midden Timor, yang merupakan satu struktur Pemerintahan sebutan Plaatselyke Bestuur.
Sumber : Drs. F. M. Oematan, M.Si