Sidoarjo//suaraglobal.id Pembangunan proyek tembok penahan jalan (TPJ) desa Singopadu kecamatan Tulangan Sidoarjo diduga dimark up, proyek yang dibiayai dana desa tahun anggaran 2023 tersebut dirasa terlalu mahal dari pantauan suaraglobal di lapangan, proyek tersebut menelan biaya sebesar Rp 72.110.000,- dengan capaian 35, 81 M3. Dari anggaran dan volume pekerjaan tersebut bisa diartikan harga/M3 nya mencapai Rp 2.267.000,- Nilai itu jauh lebih mahal dari rata rata harga pemasangan batu pada skema swakelola desa, yang hanya mencapai Rp 900.000,-/M3 atau maksimal plus biaya langsir Rp 945.000,-/M3.
Dengan volume bangunan 35,81 M3 dan estimasi harga Rp 945.000,- ditemukan jumlah anggaran Rp 33.840.450,- estimasi anggaran persiapan, pembelian alat perlengkapan lainnya, serta honor perencanaan dan honor pejabat
PPKD serta TPK sebesar Rp 4.000.000,- sehingga berjumlah. Rp 33.840.450,- + Rp 4.000.000,- = Rp 37.840.450,-
Dari jumlah pembiayaan tersebut kalau di tambah pembayaran PPN/PPh 10% dari jumlah pembiayaan maka ditemukan angka Rp 41.624.495,- Ada dugaan selisih lebih dari Rp 30 juta, pagu harga proyek tersebut.
Pekerjaan yang baru selesai beberapa bulan kemarin itupun sudah banyak retak-retak dan putus.
Dilah kepala seksi perancanaan Desa Singopadu tidak tahu nilai proyek tersebut, pasalnya dia baru jadi perangkat desa,” Kalau masalah proyek itu selaku perangkat desa baru tidak tahu menahu, karena kita baru dilantik dan bukan kita yang membuat perencaannya” terang Dilah.
Kepala Desa Singopadu membenarkan kalau proyek Tembok Penahan Jalan tersebut senilai Rp 72 juta dengan volume 351 M3. Saat dihubungi awak media suaraglobal Kades hanya menjawab singkat “injih pak atau iya pak”.
Perlunya monitor menyeluruh dari pihak kecamatan agar hal-hal seperti ini bisa diminimalisir guna tercapainya pengunaan keuangan desa yang lebih efektif, efisien dan mengedepankan asas manfaatnya. monitoring yang dilakukan pihak kecamatan seyogyanya tidak hanya dari sisi administrasi saja, tapi juga harus dilihat fisik bangunannya. (NK)