Surabaya//suaraglobal.id – Ruas jalan Surabaya, khususnya wilayah pinggiran sisi barat tergenang banjir acap kali pasca hujan deras mengguyur lebih dari 1 (satu) jam (5/2), kemarin. Genangan banjir disebabkan faktor belum selesainya pembangunan jalan raya box culvert. Sehingga debit air tak bisa menampung dan meluber ke area perkampungan wilayah Pondok Benowo Indah (PBI) sekitar.
Berdasarkan sumber informasi terpercaya diterima suaraglobal.id, genangan banjir mencapai ketinggian sekitar 70 centimeter meluap dari jalan raya masuk ke sekitaran wilayah PBI. Rata-rata pengendara motor roda dua (R2) melintas penuh kesal lantaran kendaraannya mogok.
Mengenai itu, siapa yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan banjir di kawasan Kota Pahlawan sisi barat. Apakah, Pemerintah Kota (Pemkot) dan perangkat daerah (PD) terkait, atau masyarakat? Atau kah disinyalir pihak jajaran tingkat Kelurahan dan Kecamatan setempat yang terkesan mengabaikan enggan memonitor serta mengontrol di wilayah terkena banjir tersebut.
Bahkan, untuk pengerjaan proyek pembangunan jalan raya box culvert belum rampung sangat mungkin saja menjadi penyebab banjir, dan atau terdapat sumbatan endapan lumpur bercampur tanah maupun sampah yang mungkin jarang adanya pengerukan saluran box culvert ukuran besar itu.
Mengenai persoalan banjir di kawasan Kota Surabaya sisi barat, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Aning Rahmawati turut menanggapi.
Legislator perempuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Surabaya itu mempersoalkan banjir pada beberapa wilayah Surabaya sisi barat, terlebih akses pintu masuk PBI.
Aning menyebut, genangan banjir itu karena berdampak pembangunan box culvert yang belum kunjung selesai.
“Pihak Pemkot harus mengevaluasi schedule timeline pengerjaan proyek pembangunan jalan box culvert di wilayah tersebut,” tuturnya, Rabu (7/2/2024).
Lebih lanjut Aning menyampaikan, permasalahan banjir jangan sampai pembangunan jalan box culvert itu yang akhirnya memberikan dampak sedemikian rupa.
Maka, Pemkot harus sesegera mungkin dapat mengantisipasi jika timeline tidak sesuai. Sedangkan, saat ini masih musim hujan. Pemkot harus memberikan solusi.
“Itu harus (Pemkot) memberi solusi dengan belum tuntasnya pengerjaan proyek pembangunan jalan box culvert. Jangan akhirnya menyebabkan banjir seperti itu,” tegas Aning.
“Menangani banjir tersediakan sudetan lainnya supaya mempercepat aliran genangan air di saluran terdekat, agar tak menyebabkan banjir,” ujar Aning lagi.
Solusi itulah, ungkap Aning, diharapkan bisa meringankan warga dan masyarakat setempat maupun pengendara motor yang melintas di sekitaran pengerjaan pembangunan proyek box culvert belum tuntas.
“Kawasan Surabaya bagian barat masih belum memiliki drainase holistik atau terkoneksikan,” ujar Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Surabaya ini.
Aning berharap, dengan pengerjaan proyek pembangunan jalan box culvert rampung, maka bisa memberikan solusi baik untuk pengendalian banjir di wilayah Surabaya Barat sekitar.
“Semoga dengan selesai nanti tahun 2024 ini, anggarannya senilai Rp 200 Miliar. Ini dapat memberikan terbaik solusi dalam pengendalian banjir,” papar dia.
Aning juga mengatakan, jangan sampai nanti itu ada recofusing rasionalisasi.
“Recofusing Rasionalisasi ini terkait dengan anggaran untuk pengendalian banjir (Surabaya Barat),” pesan Aning. (mnf/red)