Jember//suaraglobal.id
17 Mei 2024
Melalui tulisan ini sebagai wali murid meminta dan memohon kepada Kemdikbud RI atau Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten sebaiknya mempertimbangkan kembali kebijakan terkait acara perpisahan atau study tour wisuda sekolah yang sifatnya pergi ke luar kota. Sungguh terlalu besar resiko yang bisa terjadi dari acara perpisahan sekolah seperti itu.
Setidaknya untuk menghindari hal hal yang tidak kita inginkan seperti laka lantas.Untuk kegiatan tersebut mohon di evaluasi dan di pertimbangan kembali, supaya acara perpisahan sekolah yang sifatnya pergi ke luar kota bisa diganti dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.
Panitia atau pihak sekolah sering kali lalai soal kelayakan bus yang digunakan untuk acara perpisahan, dengan alasan mencari yang sesuai budget sehingga mengancam keselamatan siswa atau peserta acara perpisahan sekolah.
Perpisahan sekolah ke luar kota sering kali membuat orang tua khawatir dan was-was akan keselamatan anak-anaknya karena yang kerap diabaikan, seperti kelayakan bus, kualitas makanan atau keselamatan siswa di lokasi atau objek wisata yang dikunjungi.
Bila tujuan acara perpisahan sekolah ke objek wisata, sudah bukan saatnya lagi untuk dikunjungi.
Siswa bisa mempelajari objek wisata tersebut melalui internet atau menyerahkannya kepada orang tua.
Biaya acara perpisahan sekolah sering kali memberatkan orang tua, sehingga orang tua jadi serba salah atau terpaksa. Dengan kata lain dipaksakan tapi tidak ada uangnya atau utang ke sana-sini.
Bila tidak dipaksakan merasa kasihan pada anaknya.
Tata kelola acara perpisahan sekolah sering kali hanya menjadi pemikiran yang kurang bermanfaat. Sedangkan acara tersebut tidak ada dalam mata pelajaran dan nilainya tidak masuk ke dalam raport ataupun ijazah. Bahkan keselamatan siswa kurang mendapat perhatian dari pihak sekolah yang harus sadar akan hal ini.
Jadi stop saja acara perpisahan sekolah yang sifatnya pergi ke luar kota. Lebih baik acara perpisahan dilakukan di sekolah, dengan menghadirkan orang tua dan siswa siswi yang bisa unjuk kreasi atas kemampuan atau keterampilan yang dimilikinya.
Apalagi di level SMA atau SMK kelulusan sekolah bukanlah akhir. Justru menjadi awal dimulainya kompetisi untuk mendapatkan sekolah tinggi yang lebih baik karena tidak mudah untuk meraihnya.
Belum lagi Uang Kuliah Tunggal (UKT) berbagai kampus saat ini naik signifikan. Lebih baik uang perpisahan sekolah ditabung untuk biaya masuk kuliah anak.
Acara perpisahan sekolah study tour bahkan wisuda TK, SD, SMP, dan SMA atau SMK kini jadi fenomena yang sulit dibantah di dunia pendidikan.
Maka semua aktivitas perpisahan, study tour atau wisuda sekolah yang sifatnya pergi ke luar kota patut ditinjau kembali. Setidaknya, harus ada standar atau prosedur yang ketat bila mau dijalankan oleh pihak sekolah. Menurut wali murid sudah bukan zamannya perpisahan sekolah dilakukan dengan pergi ke luar kota. Terlalu risiko tinggi dan berpotensi mengabaikan keselamatan siswa dan guru.
“Sebaiknya acara perpisahan sekolah tidak perlu diadakan kalau akhirnya merenggut nyawa siswa seperti yang terjadi pada siswa SMK Lingga Kencana Depok yang pada waktu itu viral di dunia medsos.” kata salah seorang wali murid saat ditemui suaraglobal.id.
“Selain memberatkan orang tua,menurut wali murid acara perpisahan sekolah ke luar kota pun tidak mendidik sama sekali. Justru sebaliknya mengajarkan siswa untuk bergaya hidup hedonis, apalagi di era media sosial seperti sekarang. Perpisahan sekolah cuma jadi konten media sosial semua pesertanya.” ucap wali murid yang enggan disebutkan identitasnya.
“Bahkan tidak sedikit sekolah yang dalihnya keterbatasan dana akhirnya menghalalkan segala cara agar perpisahan sekolah tetap bisa terlaksana” pungkasnya.
Pewarta Maria