Sumenep//suaraglobal.id Berangkat dari rasa keprihatinan melihat perkembangan politik menjelang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, para ulama utamanya dari Muhibbin dan Loyalis Mas Kyai menginisiasi kegiatan istigasah bersama untuk bermunajat kepada Allah Swt, pada Kamis (22/08/2024).
Usai pembacaan istigasah bersama yang ditempatkan di Asta tinggi, Desa Kebunagung, Kecamatan Kota, Sumenep, para ulama ini menyampaikan pernyataan politik terkait dengan Pilkada Kabupaten Sumenep 2024.
Dalam sambutannya, Koordinator Mas Kiai, KH. Kurdy Khan, mengatakan, bahwa para tokoh ulama di Sumenep termasuk tokoh yang ada di desa merasa ada di posisi berjuang untuk bertahan menghadapi kartel politik yang ingin menguasai Kabupaten Sumenep.
“Ini merupakan sesuatu yang menurut para kiai dan ulama termasuk masyarakat di bawah, sesuatu yang harus dilawan, bentuk perlawanan kami pada mafia politik ini adalah dengan cara bermunajat pada Allah,” ungkapnya.
KH. Kurdy Khan berharap ikhtiar ini diijabah dan mampu menggagalkan upaya tipu daya yang sedang dilakukan oleh kartel politik, yang ingin merusak tatanan demokrasi di Kabupaten Sumenep.
“Kami menyatakan dukungan kepada KH. Ali Fikri (Mas Kiai_red) untuk maju dalam Pilkada 2024 ini. Tentu saja dukungan kami pada beliau berdasarkan kepada pertimbangan kapabilitas, integritas dan elektabilitas,” tambahnya.
Untuk itu, KH. Ali Fikri dinilai sangat layak diberi peluang untuk maju sebagai calon kepala Daerah di Kabupaten Sumenep.
“Artinya kami tidak menafikan para kandidat calon yang lain, akan tetapi melihat fakta yang ada, hanya KH. Ali Fikri dari Guluk-guluk yang layak mendapatkan tiket untuk maju sebagai kepala daerah di Sumenep,” ujar Kurdy Khan.
Oleh karena itu, para ulama dan keluarga pondok pesantren Annuqayah siap untuk memenangkan KH. Ali Fikri (Mas Kiai), dan meminta kepada DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) agar rekomendasi untuk KH. Ali Fikri (Mas Kiai_red) untuk segera diturunkan.
Lebih lanjut, Kurdy Khan juga menyampaikan, sejatinya momentum Pilkada 2024 ini adalah satu sarana untuk mencari pemimpin yang diharapkan masyarakat Sumenep.
Namun realitanya kondisi politik di Sumenep saat ini adalah mimpi buruk bagi perkembangan demokrasi. Pilkada yang hanya diikuti oleh satu pasangan calon, disinyalir tidak melalui proses kualifikasi yang sehat.
Proses pencalonan saat ini dinilai mencederai demokrasi di Sumenep. Bahkan menurutnya, ini adalah tindakan nyata dalam penghianatan demokrasi dan dilakukan oleh partai politik yang notabenenya pilar demokrasi.
“Oleh karena itu, kami berharap rekom PPP untuk KH. Ali Fikri untuk segera diturunkan, dan sebagian partai politik yang sudah mengeluarkan surat rekomendasi untuk menarik kembali dukungan kepada pasangan calon Bupati Sumenep yang ada,” ucapnya.
“Sudilah kiranya untuk merekom KH. Ali Fikri untuk maju sebagai Calon Bupati Sumenep karena beliau representasi dari kalangan ulama dan tokoh Agama,” pungkas KH. Kurdy Khan.
Untuk diketahui, kegiatan do’a bersama ini diikuti oleh ribuan orang, terutama dari para ulama’ dan tokoh Agama yang ada di wilayah Kabupaten Sumenep. (Red)