Surabaya//suaraglobal.id – Pameran DEKAM FEST 2024 merupakan wadah siswa siswi SMK Ketintang Surabaya untuk memiliki bakat keterampilan dan kreatif yang nanti dipergunakannya ketika kelulusan maupun saat terjun ke dunia kerja.
Pelaksanaan kegiatan tersebut diadakan selama seminggu, mulai 21 – 28 Oktober 2024. Selain itu, penampilan bakatnya dalam pemilihan Putra Putri Sketsa 2024 sebagai miniatur SMK Ketintang. Sekedar diketahui, memasuki final siswa akan di nobatkan sebagai Putra Putri Sketsa, Literasi, Enterpreneur, dan Perundungan, serta Anti Narkoba.
Kemudian, kehadiran guru tamu beberapa industri di SMK Ketintang juga memberikan bekal materi siswa siswi supaya dapat menguasai akutansi dan perpajakan.
“Kegiatan ini kita adakan rutin setelah siswa siswi melaksanakan ujian sumatif tengah semester (STS) atau ujian harian. Di sini program kegiatan tengah semester (KTS) bersifat setiap kejuruan bisa memberikan nilai tambah (value), baik secara kompetensi maupun budaya kerja ataupun sesuai program P5, khususnya terkait dengan pekerjaan,” kata Kepala SMK Ketintang Surabaya, Agung Nugroho saat diwawancarai suaraglobal.id, Rabu (23/10).
Bukan hanya itu, masih kata Agung, anak-anak nanti salah satu kejuruan Design Komunikasi Visual (DKV) membuat suatu karya (project) sifatnya kolaboratif antar jenjang, mulai kelas X, kelas XI, dan kelas XII.
“Ini harus kita bangun mulai sekarang, membangun kerjasama antara tim. Jadi, menumbuhkan supaya tidak ada rasa ego kejuruan, ego sektoral, maupun ego antar kelas,” terangnya.
“Ini juga bisa menyatukan mereka semua, baik antar kelas hingga kejuruan. Kalau DKV mengadakan DEKAM FEST. Kalau kejuruan perkantoran Outing Class di Kampus UBAYA. Kita pun mengundang guru tamu dari Gunawangsa Merr, nanti anak-anak dapat memiliki etika kerja dan budaya kerja,” sambung Agung.
Begitu juga sama, lanjut dia, kejuruan akutansi literasi keuangan dilakukan dari industri hingga pun mengundang guru tamu.
“Tujuannya, supaya siswa siswi dapat kreatif, kolaboratif, inovatif, dan membangun kebersamaan, serta kerja secara tim,” papar Agung.
Lebih lanjut Agung menyampaikan, dalam pameran maupun hadirnya guru tamu kesannya sebagai wadah siswa siswi. Ketika dirinya meninjau ke beberapa pameran, diakuinya antusias pembelajaran outing class (luar kelas) sangat luar biasa menyenangkan.
“Anak-anak bisa menikmati dalam mengerjakan suatu project. Jadi, tidak ada unsur keterpaksaan, tetapi penuh kebersamaan,” tuturnya.
Di lain sisi, imajinasi anak-anak dapat berkembang. Maka, sebut Agung, kreatifitas akan muncul. Ide itu akan muncul bukan hanya pada diri kita sendiri, akan tetapi melalui kebersamaan dengan teman-temannya.
“Gagasan dalam membuat suatu project itu kan, di buat secara tim. Supaya anak-anak bisa menghargai pendapat teman-teman yang lain. Bekal inilah, nanti dapat menerapkannya saat terjun ke dunia kerja,” katanya lagi.
Penerapan materi pembelajaran cara ini, disampaikan kembali, dilakukan pada SMK Ketintang Surabaya. Otomatis anak di gembleng saat di sekolah.
“Pola pikir atau mindset anak diterapkan dan di tanamkan sejak di bangku sekolah. Saat memasuki budaya kerja, mereka sudah punya bekal dan di situlah dapat terjun siap melanjutkan kerja,” tambahnya Agung.
Sementara itu, salah satu wali murid kelas XI DKV 1, Ibu Siska turut hadir menyaksikan pameran DKV di lantai 2 SMK Ketintang Surabaya. Dirinya menilai, kegiatan ini harus lebih dikembangkan.
“Sangat bagus sekali ya, kreatif, punya bakat siswa siswi SMK Ketintang. Ini harus dipertahankan, supaya anak punya kegiatan positif, dan dapat lebih maju dalam mindsetnya,” kata Siska disela-sela mengunjungi pameran tersebut. (vn)