Surabaya//suaraglobal.id – Menteri Lingkungan Hidup (LH) sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (RI), Hanif Faisol Nurofiq mengapresiasi langkah kongkrit Kota Surabaya dalam mengelola sampah, kemarin (19/11). Tak hanya itu, pihaknya rencana mengadopsi, dan mereplikasi, hingga menskill up (meningkatkan-red) langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terhadap pengelolaan sampah.
Dalam kunjungan perdananya, Mentri LH Hanif Faisol Nurofiq juga menyaksikan langsung upaya pengelolaan sampah, yang turut didukung oleh masyarakat melalui kegiatan kreatif dalam memanfaatkan sampah plastik low-grade. Seperti, sachet mie instan atau kopi.
“Saya akan adopsi, kami akan dan bakal skill up, termasuk area Sungainya. Kami akan skill up sampai ke ujungnya,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (20/11/2024).
Ia menjelaskan dirinya bersama jajaran akan segera berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya. Sebab, ke depan diharapkan setiap RT/RW memiliki Bank Sampah Unit (BSU), serta tiap kecamatan memiliki Bank Sampah Induk. Menteri LH Hanif juga mendorong hotel, restoran, cafe, dan kawasan khusus untuk bekerjasama dengan Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk terhadap pengelolaan sampah.
“Beban sampah di TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) akan semakin berkurang. Kami tidak akan malu turun ke bawah untuk membangun sinergi dalam penanganan sampah,” ujar dia.
Menurut Hanif, penyelesaian sampah wajib dilakukan dengan berbagai macam cara, sehingga diperlukan beragam kebijakan untuk menyikapi penanganan sampah. Karenanya dia mengapresiasi dan akan mendukung terus langkah Pemkot Surabaya.
“Kita fokuskan dulu di hulu agar tidak membebani PLTSA. Setiap hari produksi sampah di Surabaya mencapai 1.800, kemudian di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Benowo tercatat sekitar 1.500 ton sampah yang masuk, 1.000 ton di antaranya dikelola oleh PLTSA,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto menambahkan Pemkot Surabaya memberikan perhatian serius terhadap pengelolaan sampah. Pun meningkatkan pengelolaan sampah dengan fokus pada pengurangan dan pemilahan di hulu. Volume sampah meningkat setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Dedik berharap, gerakan memilah sampah dari rumah tangga ke depan bisa semakin masif. Sehingga volume sampah yang masuk ke TPA bisa terus ditekan.
“TPA Benowo masih mampu menampung sampah yang dihasilkan, kapasitas landfill yang masih mencukupi,” tuturnya. (fzi/red)