Sidoarjo//suaraglobal.id-Longsornya penahan jalan sisi utara sungai Brantas yang terjadi beberapa tahun yang lalu terlihat semakin parah. Kondisi musim hujan dengan intensitas yang cukup tinggi berpotensi memperparah dan memperlebar kondisi longsor. Kondisi terkini di titik longsor semakin membahayakan pengguna jalan, bahkan sudah terlihat keretakan sampai tengah badan jalan. Lokasi penahan jalan sekaligus sepadan sungai yang membelah aliran sungai Brantas (Kali Porong) dengan sungai kanal porong yang longsor ini berada di wilayah kabupaten Sidoarjo tepatnya desa Mliriprowo kecamatan Tarik.
Beberapa faktor (kajian teknis) yang bisa menyebabkan jalan tepi sungai Brantas yang sekaligus menjadi tanggul sungai tersebut bisa amblas (hilang).
1. Elevasi Sungai sisi utara (Sungai Kanal Porong) lebih tinggi dari Sungai Sisi Selatan (Brantas/Kali Porong) dengan pembatas 2 sungai tersebut yakni Jalan dengan pengerasan Jalan aspal.
2. Dorongan Air dari sungai sisi utara (sungai kanal porong) ke selatan dimungkinkan karena struktur penahan (jalan) sisi selatan sudah longsor dan ini bisa berdampak jebolnya tanggul sungai sekaligus jalan.
3. Tanggul sungai (Jalan ) Sisi Selatan Sudah longsor kurang lebih dg Panjang 100 meter ini bisa bertambah lebar karena musim penghujan yang berdampak naiknya debit air sungai brantas yang bisa menggerus struktur tanggul sungai sekaligus jalan
4. Jika masalah ini tidak di tindak lanjuti maka tanggul sungai (Jalan) akan putus/jebol dan akan berdampak besar pada sektor pertanian,lalu lintas, perekonomian,industri dan lingkungan
Adapun dampak dalam sektor pertanian yaitu karena sungai kanal porong merupakan sungai yang sangat penting dalam kebutuhan irigasi pertanian di wilayah bagian selatan Sidoarjo yang mencakup wilayah kecamatan Tarik sampai Jabon. Jika Penahan (Jalan) pembatas 2 sungai jebol maka lahan persawahan di Sidoarjo akan mengalami kekeringan masal.
Dampak pada sektor perekonomian adalah para pedagang di area jalan akses tersebut akan terdampak apabila jalan terputus karena tidak akses bagi masyarakat untuk melewati jalan tersebut.
Dampak dari sektor lalu lintas. Jika terputusnya Jalan tersebut maka pengendara/pengguna jalan yang biasa lewat jalan tersebut akan melewati jalan alternatif jalan raya utama (by pass) depan PT. Mertex maka akan terjadi kepadatan kendaraan (kemacetan) di Perempatan PT.Mertex.
Dampak dari sektor industri yaitu berkurang sumber air yang dibutuhkan oleh industri di wilayah kabupaten Sidoarjo akan menghambat produktifitas industri tersebut.
Besarnya potensi dampak buruk yang di akibatkan apabila tanggul sungai Brantas di samping rolak songo amblas harus menjadi perhatian serius pemerintah. Meskipun sudah beberapa tahun yang lalu longsor dan sekarang kondisinya semakin melebar area longsornya belum juga ada kepedulian pemerintah untuk segera melakukan perbaikan/pembangunan tanggul tersebut. Penanganan aliran sungai Brantas ini menjadikan kewenangan pemerintah pusat dalam hal ini BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) yang merupakan unit pelaksana teknis kementerian PUPR.
Meskipun demikian, Pemerintah Daerah kabupaten Sidoarjo juga harus berperan aktif mendorong agar kementerian PUPR segera menangani dan memperbaiki tanggul sungai sekaligus jalan alternatif penghubung antara kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto. (NK)